Jumat, 21 November 2008

firasat

kemarin kulihat awan membentuk wajahmu
desah angin meniupkan namamu
tubuhku terpaku

semalam bulan sabit melengkungkan senyummu
tabur bintang serupa kilau auramu
aku pun sadari, ku segera berlari

cepat pulang
cepat kembali, jangan pergi lagi
firasatku ingin kau tuk cepat pulang
cepat kembali, jangan pergi lagi

alirnya bagai sungai yang mendamba samudera
ku tahu pasti kemanakan ku bermuara
semoga ada waktu, sayangku

ku percaya alam pun berbahasa
ada makna di balik semua pertanda
firasat ini rasa rindukah atau kah hanya bayang
aku tak peduli, ku terus berlari

dan lihatlah sayang
hujan terus membasahi
seolah turun air mata

Tidak ada komentar: